Selasa, 17 April 2018

CINTA UNTUK REINA PART 8 (END)


Seminggu Nathan di rumah Reina, kemudian dia pamit kepada orang tua Reina untuk membawa Reina ke rumah mereka. Walaupun berat, bunda mengantarkan putrinya ke rumah baru mereka. Setibanya di rumah Reina dan Nathan, sudah ada mama Nathan dan Michel disana yang sedang menunggu di depan rumah. Nathan dan Reina langsung mencium tangan mama Nathan, mama Nita. “Mama uda lama?”, tanya Nathan yang langsung membuka pintu rumahnya. “Belum baru aja datang”, katanya. Lalu mereka masuk ke dalam. Nathan membawa koper-koper Reina naik ke atas ke kamarnya. Bunda dan yanda Reina beramah tamah dengan mama Nathan. Mereka akrab sekali dikarenakan sekarang mereka adalah keluarga. Michel main dengan Aditya, walaupun Aditya sudah ABG tapi dia bisa berteman dengan Michel. Mereka duduk di taman belakang yang ada kursi menghadap ke taman. Hampir semua mebel di rumah itu adalah pilihan Reina, dia melihat dari majalah dekorasi yang ia beli dan menerapkannya di rumah mereka. Hari cepat berlalu dan tiba saatnya Reina dan Nathan ditinggal hanya berdua menempati rumah baru mereka. Keluarga keduanya pamit meninggalkan mereka berdua dalam rumah itu. Tetangga ada beberapa yang menyapa mereka sekedar berbasa-basi tadi dan ada beberapa yang memberikan mereka kue-kue. Reina membersihkan cucian piring bekas makan mereka. Mama Nita memberikan beberapa toples makanan yang ia kemas didalam wadah kedap udara dan tinggal memanaskan saja dalam microwave untuk menghangatkannya. Reina menaruh makanan-makanan itu ke dalam kulkas dan membersihkan dapurnya dengan telaten. Nathan mengunci semua pintu rumah lalu dia menuju dapur untuk membantu Reina. Reina telah menyiapkan susu coklat hangat dan sepiring roti bakar coklat untuk Nathan, sesuai kebiasaannya selama seminggu ini menjadi istri Nathan. “Sekarang aku bisa tidur lega lagi deh soalnya kamu suka ngabisin tempat tidur sendirian”, goda Reina kepada Nathan. “Kalo aku sekarang bisa tidur tenang abisnya kamu kalo tidur suka ngorok”, balas Nathan. “Masa sih?”, tanya Reina tak percaya. Meledak tawa Nathan melihat rona muka Reina yang tersipu malu. “Dasar ya kamu, gampang amat percaya”, katanya disela-sela tawa. “Ya, abis kamu yang bilang makanya aku percaya aja”, tersipu Reina menjawab. Lalu Nathan membawa susu dan rotinya ke ruang tengah dan menyalakan TV menonton acara kesukaannya, sepak bola. Reina kemudian duduk disampingnya membaca novel kesukaannya. Kemudian setelah acara usai, Nathan mematikan TV nya, Reina membereskan bekas makan suaminya dan kemudian mereka berdua naik ke lantai 2, masuk ke kamar masing-masing. Malam itu mereka sulit memejamkan mata dikarenakan suasana baru dalam rumah yang hening dan tanpa mereka sadari mereka telah terbiasa tidur bersama sehingga membuat mereka tidak nyaman tidur. Reina lalu keluar kamarnya dan membuka kamar Nathan. Lalu dia menutup kamar Nathan dan merebahkan tubuhnya disamping tubuh Nathan yang bingung melihat ulahnya. “Aku tidur disini aja ya. Kita tidur bareng aja. Aku engga biasa tidur ditempat baru sendirian”, katanya beralasan. Kemudian dia menutup matanya dan tidur dengan pulas disamping Nathan. Seperti biasa Nathan menatap wajah Reina yang telah tertidur dan kemudian diapun terlelap tidur disamping istrinya.

Minggu berikutnya merupakan hari pernikahan Pras dengan Requele. Nathan dan Reina datang lebih pagi dikarenakan EO Nathan yang membantu penyelengaraan pesta. Anak buah Nathan telah berada di rumah Pras sejak semalam. Nathan mengorganisir anak buahnya, mengatur semua detail dengan teliti dan memeriksa apakah ada kekurangan dari rangkaian pernak-pernik pesta. Reina membantu mama Nita dalam mengelola catheringnya. Dia membantu menata tempat makanan, kue-kue bahkan sampai ke piring-piringpun dia bantu menyiapkan. Hatinya sudah ikhlas bila hari ini Pras akan menjadi milik orang lain karena ia merasa bahwa sekarangpun dia telah menjadi milik Nathan walaupun tidak seluruh hatinya. Dari atas balkon rumah, Pras menatap setiap gerak gerik Reina dengan pandangan penuh cinta. Sementara Requele sedang berdandan dikamarnya dengan ditemani oleh ibu Maya. Banyak anak-anak panti yang datang dan banyak pula wartawan yang menunggu di luar rumah. Pras sekarang memang seperti selebriti sehingga kejadian sakral inipun banyak wartawan yang berkerumun di depan rumahnya. Tepat jam 9 pagi akad nikah dimulai dan Pras sempat mengulang akad nikahnya, entah karena grogi atau karena emosinya yang bercampur aduk namun akhirnya selesai juga acara akad nikah. Lalu Pras dengan Requele mengadakan jumpa Pers dan memberitakan hari bahagia mereka. Semua acara hari itu lancar dikarenakan EO Nathan yang telah profesional mengerjakan event seperti pernikahan ini. Banyak tamu yang puas dengan hasil kerja team Nathan dan banyak pula yang menaruh minat untuk bekerja sama dengan Nathan. Nathan sangat berterima kasih dan menyambut baik semua tawaran yang datang kepadanya. Tamu-tamu Pras tidak banyak, lebih banyak tamu dari relasi om Ryan. Sore hari mereka telah kehabisan tamu dan banyak makanan yang tersisa. Bunda dan yanda Reina tadi sempat datang dan menyapa anak dan menantu mereka setelah mereka mengucapkan selamat kepada pengantin dan keluarganya. Bunda menyayangkan riasan Requele yang tidak maksimal sehingga membuatnya tidak ada aura pengantin dan Reina hanya tersenyum saja mendengar komentar bunda. Kebetulan make up artist nya bukan dari EO Nathan melainkan merupakan kenalan Requele. Sebelumnya Nathan sudah menawarkan kepada Requele team yang akan menjadi make up artist nya tetapi Requele dengan sombongnya menolak mengatakan bahwa ia punya kenalan yang biasa mendandani artis terkenal. Kelihatan bahwa Requele agak kecewa dengan make upnya karena banyak keluarga yang membandingkan antara dirinya dengan Reina. Bahkan saat itupun, saat Reina tidak menjadi pengantin, banyak yang lebih  memuji Reina dikarenakan dia lebih mempunyai inner beauty dibandingkan Requele. Setelah acara usai, Requele mengurung diri di kamar dan hanya Pras yang menemani keluarga yang tersisa. EO Nathan kembali membereskan sisa-sisa pesta dengan baik, sementara sisa makanan dibawa ibu maya ke rumah panti. Tepat jam 8 malam semua kembali keposisi semula dan team EO Nathan bersiap kembali pulang. Sepeninggalan anak buahnya, Nathan menghampiri Reina yang sedang bercakap-cakap dengan om Ryan dan tante Sofie. Mereka sangat berterimakasih kepada mama Nita dan Reina yang telah berusaha selama pesta berlangsung. “Pulang Rei?”, tanya Nathan yang kemudian duduk disamping Reina. Pras yang sedang menatap Reina hanya bisa menahan cemburu. “Ayo, uda selesai?”, tanya Reina. “Uda. Mama pulang sama pak Samir kan? Atau mau ke rumahku nginep di rumah? Mumpung si ReiRei ini libur”, kata Nathan kepada mamanya. “Kamu libur Rei?”, tanya mama Nita kepada Reina dan dijawab anggukan. “Aku nginep dirumahmu deh. Besok aku ajarkan kamu cara buat kue yang kamu mau kemaren”, kata mama Nita lagi. “Sip mam, ajarin aku yang banyak ya mam. Pulangnya lamaan, soalnya tuan ini kalo kerja suka lupa istrinya di rumah”, rajuk Reina dan disambut rangkulan mama Nita. Tante Sofie yang melihat mereka berdua menatap dengan pandangan iri dan ia melihat ke arah anak lelakinya yang sedang menatap Reina sedih. Tante Sofie menyentuh tangan Pras dan Pras kemudian merangkul mamanya erat. “Maafkan aku ya ma”, bisiknya pelan. Kemudian Reina, Nathan dan mama Nita pamit dengan tuan rumah menuju ke rumah Nathan dan Reina. Hari itu juga merupakan hari yang melelahkan untuk mereka semua, sehingga mereka hanya bercengkrama sebentar lalu masuk ke kamar mereka masing-masing untuk tidur. Untuk menjaga perasaan mamanya, Nathan sengaja tidur di kamar Reina dan mama Nita dengan Michel tidur dikamar bawah, padahal sebelumnya Michel ingin tidur bersama Reina karena gadis kecil itu sayang sekali dengan Reina.

Dua tahun berlalu dengan tenang di keluarga baru Nathan dan Reina, tidak ada riak berarti dalam kehidupan rumah tangga mereka. Reina sedang sibuk menulis skripsinya sedangkan Nathan telah menjadi sarjana setahun lalu. Saat ini Nathan benar-benar fokus dengan pekerjaannya di EO dan Travel Agent. Banyak ide-ide cemerlangnya seperti tour-tour ke daerah-daerah Nusantara yang selalu terpenuhi kuotanya dan EO nya sering dipakai untuk acara-acara penting. Reina juga pintar dalam membelanjakan uang dari suaminya walaupun suaminya kadang menyuruhnya membeli sesuka hati tetapi Reina selalu menyempatkan diri menyumbang untuk rumah-rumah panti yang ia tahu. Bahkan tetangga yang membutuhkan pertolongannya akan segera dia bantu dan selalu mereka membayarnya lebih namun Reina selalu menolak makanya mereka melebihkan dengan memberikan Reina makanan ataupun alat-alat rumah tangga yang tentu saja tidak bisa Reina tolak. Keluarga kecil ini amat dihormati dilingkungannya. Nathan juga semakin maju dalam usahanya. Investasi Reina juga berupa rumah-rumah yang ia beli. Saat ini ia telah mempunyai kontrakan rumah beberapa pintu di kampung belakang komplek perumahannya. Waktu itu ia hanya membeli berupa tanah kosong dan kemudian membangunnya menjadi rumah kontrakan kecil-kecil. Nathan amat bangga dengan kegiatan istrinya dan ia tak pernah melarang istrinya untuk berinvestasi. Rumah Reina yang dari Pras saat ini sedang kosong tidak ada yang mengontrak dan Reina datang ke rumah itu untuk membersihkan karena akan ada keluarga yang mengontraknya. Masuk ke semua ruangan dalam rumah itu, Reina dengan sedih mengingat semua kenangannya bersama Pras yang walaupun cuma sehari namun sangat membekas dibenak Reina karena ditempat itulah Reina memberikan cintanya untuk Pras. Perabot di rumah itu telah lama Reina keluarkan, sebagian mengisi rumahnya dan sebagian mengisi kontrakannya dibelakang komplek. Di karenakan rumah itu tidak terlalu besar, mereka dengan cepat membersihkan rumah. Pembantu Reina pamit pulang sementara Reina tetap dirumah itu sambil membersihkan taman belakang. Tiba-tiba ada sebuah mobil terparkir di car port depan rumah. Reina segera keluar rumah dikarenakan ia mengira itu adalah keluarga yang akan menempati rumah ini. Dia berdiri diambang pintu rumah tak percaya penglihatannya dimana sekarang berdiri dihadapannya seorang pria yang begitu lama tidak ia jumpai, pria yang memberikan kenangan atas rumah ini, Pras. Pras membuka kacamata hitamnya dan tersenyum pada Reina. Ia sepertinya sendiri datang ke rumah itu. “Hallo sayang uda lama engga ketemu”, kata Pras dengan gaya cueknya seperti dulu. Reina kaget karena sekarang ia adalah istri Nathan dan Pras juga suami Requele tapi Pras memanggilnya dengan sebutan sayang. “Jangan konyol kamu. Sama siapa? Mana Requele? Mau apa?”, tanya Reina membrondong pertanyaan kepada Pras. “Mau kontrak rumah ini dan Requele, dia masih di Malaysia dengan anaknya”, kata Pras lagi. Lalu dengan cueknya dia masuk ke dalam rumah dan melihat-lihat sekeliling rumah yang telah bersih, Pras menuju taman belakang dan duduk diatas ayunan disana. Reina menuangkan minum yang tadi dia bawa dari rumah ke dalam gelas dan kemudian menghampiri Pras dan memberikan minumannya kepada Pras. “Kenapa engga bareng Requele?”, tanya Reina setenang mungkin walaupun hatinya seperti loncat kegirangan melihat Pras ada dihadapannya. “Enak sendiri, kaya bujangan lagi”, jawab Pras cuek. Pras kemudian menatap Reina dalam sekali, terlihat ada kerinduan yang amat dalam tatapannya itu. Reina lalu berbalik hendak meninggalkan Pras karena ia memikirkan Nathan dalam benaknya. “Anak Requele bukan anakku”, kata Pras dan itu membuat Reina kaget sekali. Dia kembali berbalik dan menatap Pras dalam. Pras tampak mengeluarkan foto dari dalam sakunya dan menyodorkannya pada Reina. Reina mengambil foto itu dan melihatnya, hatinya terasa amat sakit dikarenakan dalam foto itu ia melihat Requele dan Nathan sedang berbaring diatas tempat tidur dibalut dengan sehelai selimut dan sepertinya mereka tidak berbusana. Mata Nathan terpejam sementara Requele yang mengambil foto itu tersenyum dengan semanis mungkin. Reina memperhatikan foto itu dengan seksama, dan ia benar-benar yakin didalam foto itu adalah foto Nathan dengan Requele. “Aku sudah melakukan tes DNA atas anak Requele dan aku harap Nathanpun melakukan hal yang sama. Tes DNA ku negatif dan menyatakan anak itu bukan anakku. Requele mempunyai videosaat aku melakukannya dengan dia dan Requele waktu itu mengancamku akan membeberkannya ke tabloid dan aku takut itu akan merusak nama papa makanya aku menyetujui untuk menikah dengan Requele. Aku teledor sewaktu Requele menjebakku dihari ultah Nathan, dia datang ke apartementku dan pura-pura mabuk. Aku ikut mabuk sehingga tanpa aku sadari, aku melakukannya dengan Requele. Aku sekarang baru menyadari saat itu Requele sudah bukan perawan lagi, sepertinya aku bukanlah yang pertama yang melakukannya”, ujar Pras pelan. Reina menatap Pras dalam-dalam dan mencari kebenaran atas kata-katanya dalam mata Pras. Akhirnya Reina menyadari sikap dingin Nathan sewaktu bertemu dengan Requele diacara pernikahannya waktu itu dan sikap-sikap Nathan yang menjauh dari Requele setelahnya hingga akhirnya Requele dibawa oleh Pras ke Malaysia. Reina kemudian berbalik dan berlari meninggalkan Pras menuju ke rumahnya dengan Nathan. Dengan gemetar, Reina membuka pintu rumahnya dan menguncinya lagi lalu berlari ke kamarnya diatas dan seketika dia menangis diatas tempat tidurnya sampai ia lelah dan tertidur. 

Hari sudah malam ketika Nathan tiba di rumahnya. Dia heran karena lampu-lampu di rumahnya masih belum dinyalakan Reina. Dia kemudian masuk dan mengunci kembali semua pintu rumahnya dan menyalakan semua lampu. Nathan mengira kalau Reina belum pulang ke rumah dan kemudian dia menuju kamarnya diatas. Sebelum masuk kamar, Nathan berhenti sejenak dan ia berbalik membuka kamar Reina. Nathan menyalakan lampu kamar Reina dan ia melihat Reina sedang tertidur diatas tempat tidurnya. Kemudian Nathan menghampiri tubuh Reina dan ia memperhatikan wajah istrinya itu. Nathan menemukan sisa-sisa air mata diwajah Reina dan ia langsung berpikir ada apa yang mengganggu istrinya sehingga Reina menangis. Nathan membelai wajah istrinya lembut dan karena belaiannya, Reina terbangun dan tersenyum melihat Nathan. Reina berusaha menyembunyikan hatinya yang sakit dikarenakan foto itu. Foto itu telah ia simpan didalam lemarinya yang terkunci sehingga Nathan tidak tahu kalau dia memiliki foto Nathan dengan Requele. “Kamu sudah pulang?”, tanya Reina serak. Suaranya hampir habis karena tadi ia puas menangis. “ Kamu kenapa?”, tanya Nathan lembut. “Menangis karena apa?”, tanyanya lagi. “Engga kok. Aku Cuma tertidur aja abis cape banget tadi membersihkan rumahku”, kata Reina. Kemudian Reina bangun dari tempat tidurnya dan Nathan memeluknya erat sekali. “Rei, aku adalah Nathan suamimu yang telah mendampingimu selama 2 tahun. Aku tau kamu, aku tau hatimu, jangan bohongi aku”, ujar Nathan dalam sekali. Reina terdiam menahan tangisnya, lalu ia melepaskan pelukan Nathan. Nathan menatapnya dalam-dalam. Kemudian Reina mengambil foto yang ada di dalam lacinya dan memberikan kepada Nathan sementara Nathan menerima foto itu dan ia tampak tenang sekali menerima foto tersebut. “Ini yang buat kamu menangis Rei?”, tanyanya lagi. Reina mengangguk pelan dan matanya menatap Nathan meminta penjelasan. “Aku tau ini akan terjadi. Perempuan itu benar-benar melakukan kelicikan ini lagi”, ujar Nathan geram. “Pras terlalu bodoh sewaktu ia menikahi perempuan itu. Aku sudah memperingatkan Pras dan ia lebih memilih untuk menutup mulut perempuan itu dengan menikahinya karena Pras tidak mau videonya beredar dan akan mencemarkan nama baik om Ryan”, dengan tenang Nathan menjelaskan. Reina makin tidak mengerti kata-kata Nathan dan Nathan yang menyadarinya melanjutkan, “Requele melakukan cara ini sebelumnya terhadapku, dia memfoto aku saat aku tertidur di apartement dan ia masuk ke kamarku dan membuka pakaiannya serta tidur disampingku. Lihatlah posisinya, aku saat itu benar-benar pulas tertidur dikarenakan aku habis minum obat flu, kamu bisa lihat disamping tempat tidurku ada segelas minuman dan obat flu yang biasa aku minum.Sewaktu ia mengancamku, aku balik mengancamnya dengan cara akan melaporkannya ke polisi dengan tuduhan penipuan dan pencemaran nama baik karena aku bilang aku punya rekaman CCTV dikamarku dan Requele tau kalo aku juga memiliki pengacara tangguh yang siap membelaku. Selain itu aku menantangnya balik dengan mengajukan tes DNA terhadap janinnya dan ia waktu  itu berusaha mengelak dengan alasan belum bisa diketahui tetapi aku bilang aku punya dokter di Singapura yang akan siap membantuku, padahal jujur aku tidak kenal dokter manapun di Singapura. Aku hanya mengertaknya balik dan ia percaya. Tapi Pras terlalu bodoh terjebak rayuan Requele, Requele menggunakan cara yang lebih licik terhadapnya dengan memberikan obat perangsang di minuman Pras dan membuatnya mabuk lalu memasang kamera dikamar apartement Pras. Ia sudah merencanakan semua karena ia harus mencari korban yang mau bertanggung jawab atas janin dalam perutnya yang entah anak siapa. Requele sudah punya kunci apartement kami makanya dia bisa keluar masuk apartement kami semau dia, itu salahnya Pras yang terlalu percaya semua omongan Requele”. Ia mengambil nafas panjang lalu menuju kamarnya dan kembali kepada Reina yang terduduk lemas diatas tempat tidur dengan document ditangannya. “Kamu ingat sewaktu Requele melahirkan di Malaysia dimana aku hanya dengan mama pergi ke sana tanpa membawa kamu dengan Michel? Beruntung saat itu Michel sedang ujian sehingga aku benar-benar punya alasan untuk tidak membawamu karena aku ingin melakukan tes DNA atas anak Requele secara diam-diam dan ini hasilnya, Negatif. Anak itu bukan anakku. Aku tidak tahu apakah Pras telah melakukan tes itu atau tidak”, ujar Nathan lagi sambil menyerahkan hasil tes DNA nya kepada Reina. Reina menerimanya dengan tangan gemetar dan membaca isi dari document itu dan memang hasilnya Negatif, anak Requele bukan anak Nathan. “Pras bilang anak itu pun bukan anaknya”, kata Reina lagi. “Lalu kamu bagaimana? Aku tau hati kamu masih menyimpan Pras disana. Apakah kamu akan menerimanya kembali?”, tanya Nathan walaupun ia menanyakan hal itu dengan hati yang pilu. Reina menatap suaminya tak percaya dengan kata-kata yang didengarnya. Ia bangkit dengan marah dari atas tempat tidurnya. “Kamu kira aku perempuan apa? Aku sudah punya suami untuk apa aku mengharapkan suami orang”, ujarnya tegas. Nathan memeluk Reina erat, “Maafkan kata-kataku yang kurang ajar tadi ya”. Kemudian Nathan melepaskan pelukkannya dan menatap Reina dalam-dalam. Reina lalu mencium bibir Nathan lembut sekali dan Nathan amat kaget mendapatkan perlakuan itu dari Reina dan Reina kembali mencium Nathan dan kini Nathanpun balik mencumbu istrinya. Malam itu Reina menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Nathan dan ia telah meyakinkan dirinya bahwa dia memang telah secara pasti mencintai Nathan yang selalu mendampinginya dan selalu bersamanya. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan Nathan yang begitu sabar menghadapinya dan benar-benar memegang janjinya selama 2 tahun tidak menyentuhnya sebagai istri walaupun sebenarnya Nathan bisa memaksanya tetapi Nathan tidak pernah melakukannya.

0 komentar:

Posting Komentar